Inilah judul yang pernah diangkat oleh salah satu televisi swasta nasional kita, berkaitan dengan fenomena yang belakangan ini terjadi di negara kita.
Ironis memang jika kita melihat masih ada juga orang yang sama sekali tidak bisa makan berhari-hari, kelaparan dan akhirnya mati di negeri yang konon katanya kaya akan sumber daya alam.
Terkadang, tidak jarang kita mendengar bahkan melihat imbas dari kekurangan, kelaparan bahkan depresi ini diarahkan dan dilampiaskan kepada anak-anak.
TRAGIS!! Itulah kata yang bisa melukiskan keadaan yang terjadi ditengah-tengah masyarakat yang sudah mulai melupakan kultur silahturahmi dan aspek sosial lainnya, dan lebih mementingkan aspek materialis.
Kejadian-kejadian, dimana seorang ibu tega menghabisi anak kandungnya sendiri dengan alibi keterbatasan ekonomi, kasihan kepada kehidupan anak sampai kepada alasan agar anak-anak tidak hidup didalam kesulitan yang dialami oleh orang tua nya pernah kita dengar terjadi di malang. Ternyata kejadian ini berulang lebih dari satu kali sampai dengan sekarang. Seolah-olah alibi kesulitan ekonomi yang dipakai sebagai alasan yang logika dan masuk akal menjadi satu hal yang lumrah dan wajar untuk “ditindaklanjuti” dengan melakukan eksekusi yang sangat menyayat hati dan diyakini oleh pelaku sebagai epesiode penghentian kesulitan secara permanen.
Hari ini mungkin kita tersadar dengan keadaan bangsa ini, kita sedih, hati kita miris, bahkan kita ingin menyalahkan negara atas keadaan ini.
Untuk itu mari kita sama-sama ikut berperan untuk membantu mereka-mereka yang berkekurangan,,,,, mereka-mereka yang terhimpit masalah ekonomi,,,,, mereka-mereka yang lapar dan yang depresi dengan keadaan sehari-harinya.
Caranya?
Mulailah dengan lebih sensitif terhadap lingkungan sekitar anda. Aspek silahturahmi dan aspek social yang perlahan-lahan mulai hilang dari hadapan kita harus kita kembalikan lagi ketengah-tengah masyarakat dan lingkungan kita. Kita pernah mendengar bahwa masyarakat kita sering melakukan pekerjaan dengan cara bergotongroyong, dan mungkin kita hanya menemui kebiasaan ini disebahagian kecil kota/desa saja saat ini, inilah yang perlu kita pertahankan agar fenomena-fenomena tadi tidak lagi menjadi sebuah alibi terhadap setiap orang yang mengalami masalah yang sama untuk melakukan tindakan yang sama pula.
Hidup ini indah jika kita mau menikamatinya, hidup ini menjadi lebih berarti jika kita mau memaknainya dengan cara yang lebih baik.
Susah dan penderitaan, kesedihan dan kegagalan adalah milik semua orang. Semua pasti pernah mengalaminya. Yang paling penting dari semua itu adalah bagaimana kita mau menerima keadaan itu dan belajar dari keadaan itu dan kemudian berbalik arah dengan semangat tinggi untuk mengejar kesejahteraan yang lebih baik.
SEMOGA…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar