Senin, 12 Januari 2009

Apa Itu "Masuk Angin"??

Apa Itu "Masuk Angin"??

Di masayarakat Indonesia , kita sering mendengar istilah "MasukAngin".Kata "Masuk Angin" tersebut mereka gunakan apabila mereka merasa: kedinginan kembung pegal-pegal otot dan sendi buang gas terus menerus batuk-pilekKerap kali mereka memakai jaket yang tebal saat berkendara motor dengantujuan, supaya "enggak masuk angin"..mereka mungkin beranggapan bahwa"angin" tersebut dapat masuk lewat pori-pori tubuh kita, dan denganmekanisme "entah bagaimana" dapat menimbulkan keluhan-keluhan tidakenakseperti yang telah disebutkan di atas.Sebenarnya di Istilah Kedokteran, TIDAK ADA istilah "masuk
angin",danberbagai keluhan yang disebutkan diatas memang dapat ditimbulkan oleh CuacaDingin (mungkin aja banyak anginnya) namun tidak seperti yang telahdipikirkan oleh banyak orang awam...(masuk angin..).Cuaca yang dingin dapat menimbulkan mekanisme "vasoconstricion"dimanaterjadi Penyempitan pembuluh darah kita, hal ini mekanisme untuk menghambatpengeluaran kalor berlebihan dari tubuh, sehingga tidak terjadi Hipotermi.Nah..Vasokonstriksi (penyempitan) pembuluh darah ini dapat mengakibatkanperedaran darah di tubuh kita kurang lancar, sehingga hasil metabolisme, danAsam laktat terakumulasi pada otot-otot kita..akibatnya pegal-pegal danseluruh tubuh kita tidak enak...Selain itu, Cuaca yang dingin juga mengakibatkan "perlambatan dari gerakperistaltik saluran cerna kita", sehingga gas yang ada di saluran cernakitatertampung sehingga dapat menjadi kembung...perut terasa penuh...ditambahlagi
mungkin aja terjadi yang namanya "Aerophagi" (Makan angin)..nahinimungkin yang sering kita alami bila kita berkendaraan motor, atau naikRoller Coaster, tapi sambil buka mulut (Mangap), akibatnya banyak angin yangtertelan oleh kita, sehingga kita kenyang dengan angin(Kembung-red) . He..He...Parahnya lagi, Cuaca yang dingin, dapat mengakibatkan rambut-rambut sel disaluran pernafasan kita lambat untuk bergerak..padahal fungsi pergerakantersebut adalah untuk mengeluarkan lendir dan bakteri serta virus. Akibatdari gangguan fungsi rambut-rambut di saluran nafas ini, kita akan mudahterkena infeksi saluran nafas atas, seperti: batuk, pilek, dll..Nah, obat-obat, jamu-jamu yang "wes..ewes.. ewes. .bablas anginnya"hanyaberfungsi mengeluarkan udara dalam saluran pencernaan (jadi sering buanggas), dan menghangatkan badan karena banyak mengandung jahe, dll..(that'sOke...).Tapi, kalo jamu-jamu buat
pegel-pegel. .lebih baik jangan deh..karena banyakyang mengandung Steroid dan Obat penghilang sakit non steroid (NSAID), yangdapat mengakibatkan banyak komplikasi lain, seperti: Sakit lambung, bahkansampai lambungnya jebol (bocor)..Hati- hati..Kalo kerokan boleh ga?? Jangan Deh..Karena kerokan sebenarnya untukmemecahkan kapiler-kapiler darah, sehingga terasa enak karena pembuluh darahkembali melebar..namun waw..badan kita rusak berat..dan taukah anda, kenapaorang yang kebiasaan dipijet dan dikerok kayaknya kecanduan? hal itudikarenakan tubuh kita akan mengeluarkan zat "endorfin" SejenisMorfin namunendogen (dihasilkan tubuh), sebagai mekanisme pertahanan terhadap rasanyeri...Jadinya kayak nge-fly aja...( that's not good...!) ( Diharapkankepada teman2 untuk menyebarkan informasi di atas kepadateman2 yang lain. Terima kasih)*** DISCLAIMER ***This e-mail is intended for the named recipient
only. It may containprivileged and confidential information. If you are not the intendedrecipient, notify the sender immediately and destroy this e-mail. You mustnot copy, distribute or take action in reliance upon it.Whilst all efforts are made to safeguard e-mails, TOSHIBA TEC Singapore PteLtd cannot guarantee that attachments are virus free or compatible with yoursystems and does not accept liability in respect of viruses or computerproblems experienced. TOSHIBA TEC Singapore Pte Ltd reserves the right tomonitor all e-mail communications through its internal and externalnetworks.

MAHALNYA KARIR WANITA ?

Kisah Nyata /bukan tidak jadi masalah

Yang penting , kita bisa mengabil hikmahnya



Sebuah kesaksian yang perlu direnungkan. ...

Apa yang kita cari sekarang ini....

Demi uang???? atau Demi Karier???

Atau.....



Saya seorang ibu dengan 2 orang anak , mantan direktur sebuah Perusahaan
multinasional. Mungkin anda termasuk orang yang menganggap saya orang yang
berhasil dalam karir namun sungguh jika seandainya saya boleh memilih maka
saya akan berkata kalau lebih baik saya tidak seperti sekarang dan
menganggap apa yang saya raih sungguh sia-sia.

Semuanya berawal ketika putri saya satu-satunya yang berusia 19 tahun baru
saja meninggal karena overdosis narkotika.
Sungguh hidup saya hancur berantakan karenanya, suami saya saat ini masih
terbaring di rumah sakit karena terkena stroke dan mengalami kelumpuhan
karena memikirkan musibah ini.

Putera saya satu-satunya juga sempat mengalami depresi berat dan Sekarang
masih dalam perawatan intensif sebuah klinik kejiwaan, dia juga merasa
sangat terpukul dengan kepergian adiknya. Sungguh apa lagi yang bisa saya
harapkan.

Kepergian Maya dikarenakan dia begitu guncang dengan kepergian Bik Inah
pembantu kami..

Hingga dia terjerumus dalam pemakaian Narkoba.

Mungkin terdengar aneh kepergian seorang pembantu bisa membawa dampak
Begitu hebat pada putri kami.

Harus saya akui bahwa bik Inah sudah seperti keluarga bagi kami, dia telah
ikut bersama kami sejak 20 tahun yang lalu dan ketika Doni berumur 2
tahun.

Bahkan bagi Maya dan Doni, bik Inah sudah seperti ibu kandungnya sendiri.

Ini semua saya ketahui dari buku harian Maya yang saya baca setelah dia
meninggal..

Maya begitu cemas dengan sakitnya bik Inah, berlembar-lembar buku
hariannya berisi hal ini.

Dan ketika saya sakit (saya pernah sakit karena kelelahan dan diopname di
rumah sakit selama 3 minggu)

Maya hanya menulis singkat sebuah kalimat di buku hariannya "Hari ini Mama
sakit di Rumah sakit" , hanya itu saja.

Sungguh hal ini menjadikan saya semakin terpukul.

Tapi saya akui ini semua karena kesalahan saya.

Begitu sedikitnya waktu saya untuk Doni, Maya dan Suami saya.

Waktu saya habis di kantor, otak saya lebih banyak berpikir tentang
keadaan perusahaan dari pada keadaan mereka.

Berangkat jam 07:00 dan pulang di rumah 12 jam kemudian, bahkan mungkin
lebih.

Ketika sudah sampai rumah rasanya sudah begitu capai untuk memikirkan
urusan mereka.

Memang setiap hari libur kami gunakan untuk acara keluarga, namun
sepertinya itu hanya seremonial dan rutinitas saja, ketika hari Senin tiba
saya dan suami sudah seperti "robot" yang terprogram untuk urusan kantor.

Sebenarnya ibu saya sudah berkali-kali mengingatkan saya untuk berhenti
bekerja sejak Doni masuk SMA namun selalu saya tolak, saya anggap ibu
terlalu kuno cara berpikirnya.
Memang Ibu saya memutuskan berhenti bekerja dan memilih membesarkan kami 6
orang anaknya.

Padahal sebagai seorang sarjana ekonomi karir ibu waktu itu katanya sangat
baik.

Dan ayahpun ketika itu juga biasa-biasa saja dari segi karir dan
penghasilan.

Meski jujur saya pernah berpikir untuk memutuskan berhenti bekerja dan mau
mengurus Doni dan Maya, namun selalu saja perasaan bagaimana kebutuhan
hidup bisa terpenuhi kalau berhenti bekerja, dan lalu apa gunanya saya
sekolah tinggi-tinggi? .

Meski sebenarnya suami saya juga seorang yang cukup mapan dalam karirnya
dan penghasilan.

Dan biasanya setelah ada nasehat ibu saya menjadi lebih perhatian pada
Doni dan Maya namun tidak lebih dari dua minggu semuanya kembali seperti
asal urusan kantor dan karir fokus saya.

Dan kembali saya menganggap saya masih bisa membagi waktu untuk mereka,
toh teman yang lain di kantor juga bisa dan ungkapan "kualitas pertemuan
dengan anak lebih penting dari kuantitas" selalu menjadi patokan saya.

Sampai akhirnya semua terjadi dan diluar kendali saya dan berjalan begitu
cepat sebelum saya sempat tersadar.

Maya berubah dari anak yang begitu manis menjadi pemakai Narkoba.

Dan saya tidak mengetahuinya! !! Sebuah sindiran dan protes Maya saat ini
selalu terngiang di telinga.

Waktu itu bik Inah pernah memohon untuk berhenti bekerja dan memutuskan
kembali ke desa untuk membesarkan Bagas, putera satu-satunya, setelah dia
ditinggal mati suaminya .. Namun karena Maya dan Doni keberatan maka
akhirnya kami putuskan agar Bagas dibawa tinggal bersama kami.

Pengorbanan bik Inah buat Bagas ini sangat dibanggakan Maya.
Namun sindiran Maya tidak begitu saya perhatikan. Akhirnya semua terjadi ,
setelah tiba-tiba jatuh sakit kurang lebih dua minggu, bik Inah meninggal
dunia di Rumah Sakit.

Dari buku harian Maya saya juga baru tahu kenapa Doni malah pergi dari
rumah ketika bik Inah di Rumah Sakit.

Memang Doni pernah memohon pada ayahnya agar bik Inah dibawa ke Singapore
untuk berobat setelah dokter di sini mengatakan bahwa bik Inah sudah masuk
stadium 4 kankernya.

Dan usul Doni kami tolak hingga dia begitu marah pada kami. Dari sini saya
kini tahu betapa berartinya bik Inah buat mereka, sudah seperti ibu
kandungnya!
menggantikan tempat saya yang seolah hanya bertugas melahirkan mereka saja
ke dunia.

Tragis !

Dan sebuah foto "keluarga" di dinding kamar Maya sering saya amati Kalau
lagi kangen dengannya. Beberapa bulan yang lalu kami sekeluarga ke desa
bik Inah.

Atas desakan Maya kami sekeluarga menghadiri acara pengangkatan Bagas
sebagai kepala sekolah madrasah setelah dia selesai kuliah dan belajar di
pesantren.

Dan Doni pun begitu bersemangat untuk hadir di acara itu padahal dia
paling susah untuk diajak ke acara serupa di kantor saya atau ayahnya.

Dan difoto "keluarga" itu tampak bik Inah, Bagas, Doni dan Maya tersenyum
bersama.

Tak pernah kami lihat Maya begitu senang seperti saat itu dan seingat saya
itulah foto terakhirnya.

Setelah bik Inah meninggal Maya begitu terguncang dan shock, kami sempat
merisaukannya dan membawanya ke psikolog ternama di Jakarta.

Namun sebatas itu yang kami lakukan setelah itu saya kembali berkutat
dengan urusan kantor.

Dan di halaman buku harian Maya penyesalan dan air mata tercurah.

Maya menulis :
"Ya Tuhan kenapa bik Inah meninggalkan Maya, terus siapa yang bangunin
Maya, siapa yang nyiapin sarapan Maya, siapa yang nyambut Maya kalau
pulang sekolah, Siapa yang ngingetin Maya buat berdoa, siapa yang Maya
cerita kalau lagi kesel di
sekolah, siapa yang nemenin Maya kalo nggak bisa tidur....... ...Ya Tuhan ,
Maya kangen banget sama bik Inah" bukankah itu seharusnya tugas saya
sebagai ibunya, bukan bik Inah ?

Sungguh hancur hati saya membaca itu semua, namun semuanya sudah terlambat
tidak mungkin bisa kembali,

seandainya semua bisa berputar kebelakang saya rela berkorban apa saja
untuk itu.

Kadang saya merenung sepertinya ini hanya cerita sinetron di TV dan saya
pemeran
utamanya. Namun saya tersadar ini real dan kenyataan yang terjadi.

Sungguh saya menulis ini bukan berniat untuk menggurui siapapun tapi
sekedar pengurang sesal saya semoga ada yang bisa mengambil pelajaran
darinya.

Biarkan saya yang merasakan musibah ini karena sungguh tiada terbayang
beratnya.

Semoga siapapun yang membaca tulisan ini bisa menentukan "prioritas hidup
dan tidak salah dalam memilihnya". Biarkan saya seorang yang mengalaminya.

Saat ini saya sedang mengikuti program konseling/therapy untuk
menentramkan hati saya.

Berkat dorongan seorang teman saya beranikan tulis ini semua.

Saya tidak ingin tulisan ini sebagai tempat penebus kesalahan saya, karena
itu tidak mungkin! Dan bukan pula untuk memaksa anda mempercayainya, tapi
inilah faktanya.

Hanya semoga ada yang memetik manfaatnya.

Dan saya berjanji untuk mengabdikan sisa umur saya untuk suami dan Doni.

Dan semoga Tuhan mengampuni saya yang telah menyia-nyiakan amanahNya pada
saya.

Dan disetiap berdoa saya selalu memohon "YA Tuhan seandainya Engkau akan
menghukum Maya karena kesalahannya, sungguh tangguhkanlah Ya Tuhan,
biar saya yang menggantikan tempatnya kelak, biarkan buah hatiku tentram
di sisiMu".

Semoga Tuhan mengabulkan doa saya.

Salam Nira .

Jelang Pemilu 2009, Konflik Bermotif Politik Bakal Meningkat

KOMPAS, Senin, 12 Januari 2009 | 16:39 WIB
JAKARTA, SENIN — Konflik kekerasan bernuansa politis akan mengalami peningkatan pada 2009 menjelang pesta demokrasi pemilu legislatif dan presiden. Untuk menghindari hal itu, Direktur Manajerial Imparsial Rusdi Marpaung, meminta semua elite politik untuk tak memperkeruh suasana dan mengendalikan pendukungnya agar tetap menggunakan cara-cara non-kekerasan.

Hal itu diungkapkannya dalam konferensi pers di kantor Imparsial, Jl Diponegoro, Jakarta, Senin (12/1).

“Kekerasan politik dengan motif penghakiman massa paling banyak ditemukan kasusnya pada 2008, itu tak lain bermuara dari konflik pilkada di daerah-daerah sepanjang tahun ini. Maka arah peningkatan itu ada di 2009 mengingat momen politik pemilu nasional, ditambah pilkada yang belum selesai di beberapa daerah,” ujarnya.

Rusdi mengatakan telah bekerja sama dengan Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan aparat penegak hukum untuk mengantisipasi peningkatan konflik kekerasan tersebut. “Kita memberi rekomendasi agar Polri membuat protap khusus tentang pengamanan pemilu. Karena telah terbukti hasilnya pada Pemilu 2004. Konflik dapat diminimalisir pada pemilu tahun lalu,” katanya.

Berdasar data lembaga swadaya masyarakat Institut Titian Perdamaian 2008, jumlah kasus konflik politik mencapai 180 kasus. Daerah yang mencatat terjadi konflik politik paling banyak Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) sebesar 30 kasus, disusul Sulawesi Selatan 22 kasus, dan Jawa Barat 16 kasus. Adapun Maluku Utara mencapai 14 kasus dan Sulawesi tenggara 11 kasus.

“Kita sadar bangsa ini masih beruji coba dengan demokrasi, maka berkonflik itu wajar, asalkan tidak berujung pada kekerasan. Kita lihat mobilitas pergerakan massa menjelang pemilu dapat digerakkan oleh elite partai dengan isu-isu tertentu yang memicu konflik, ini yang patut diwaspadai,” jelas Program Manajer Institut Tititan Perdamaian Mohamad Miqdad.